WAJAH NUSANTARA – Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Kabupaten Musi Rawas Utara, Sumatera Selatan, bekerjasama dengan Pertamina melalui PT Graha Mulya Jaya menggelar operasi gas elpiji untuk korban banjir.
Kepala Disperindagkop Musi Rawas Utara, Kodri mengakui akibat banjir masyarakat sempat membeli gas elpiji melon dengan harga sangat mahal diperkirakan mencapai 40-50 ribu per tabung.
“Terjadinya kenaikan harga disebabkan akses yang sangat sulit dijangkau,” katanya kepada wartawan beberapa waktu lalu.
Menurut Kodri, adanya operasi penyaluran gas elpiji kepada korban banjir seiring adanya laporan dari warga yang merasakan kesulitan mendapatkan gas elpiji.
“Jadi kami bergerak cepat dengan menghubungi pihak Pertamina untuk mendistribusikan tabung gas elpiji,” katanya.
Kodri mengatakan, Pertamina melalui PT Graha Mulya Jaya telah mendistribusikan lebih dari 1.800 tabung gas elpiji melon khususnya kepada masyarakat Kecamatan Rawas Ilir.
“Pihak Pertamina langsung yang mendistribusikan ke masyarakat dengan harga 19 ribu,” katanya.
Ia berharap dengan adanya distribusi gas elpiji melon di Kecamatan Rawas Ilir tersebut dapat membatu masyarakat yang terdampak banjir.
“Ini adalah wujud kepedulian pemerintah daerah terhadap korban banjir, kita akan terus memantau kondisi dan situasi agar semuanya stabil kembali normal,” katanya.
Sementara itu, warga korban banjir khususnya di ibukota Kecamatan Rawas Ilir sempat kesulitan mencari gas elpiji 3 kg (gas melon) untuk memasak.
Mereka masih bisa memasak meski sudah banyak rumah terendam karena mayoritas kediaman warga jenis panggung atau bertingkat.
Namun mereka sempat kesulitan untuk memasak karena gas elpiji langka, ditambah toko-toko tempat biasa berjualan itu sudah kebanjiran.
“Banyak toko sudah terendam, jadi keliling dusun pakai perahu mencari gas tidak ada yang jualan,” cerita Ana, korban banjir warga Kelurahan Bingin Teluk.
Dia mengungkapkan, ada pedagang datangan yang masuk ke desanya menjual gas melon dengan harga melambung tinggi.
Pedagang tersebut, kata Ana, bukan warga setempat melainkan dari kecamatan lain yang sengaja berdagang ke desa-desa terendam banjir menggunakan perahu.
“Orang datangan jualan pakai perahu, dia ada jual gas melon itu, harganya 50 ribu setabung, mau tidak mau saya beli, karena penting untuk masak,” katanya. (*)