MURATARA – Sejumlah warga di wilayah Bingin Teluk, Kecamatan Rawas Ilir, Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara), mengaku tak mendapat bantuan beras yang disalurkan oleh Perum Bulog.
Padahal nama mereka tertera dalam daftar Penerima Bantuan Pangan (PBP) tersebut.
“Saya lihat nama saya di HP Pak RT ada, ada nama saya di daftar nama penerima itu, tapi waktu saya mau ambil berasnya, sudah habis, nah kemana beras punya saya itu,” ujar salah seorang warga Bingin Teluk, kepada wartawan, Minggu (27/7/2025).
Ia mengaku sebelumnya rutin menerima bantuan beras dari Bulog tersebut, namun kali ini tiba-tiba tak dapat lagi meskipun namanya sebagai penerima masih tertera.
Ia menduga beras yang seharusnya untuk dirinya itu disalurkan kepada orang lain yang tidak terdata di daftar nama penerima bantuan.
Dugaan lainnya beras bantuan tersebut diduga ditilap oleh oknum pegawai kantor kelurahan, alhasil saat warga hendak mengambil beras sudah habis.
“Biasanya rutin saya dapat, beras 10 kilo, tapi penyaluran kali ini saya tidak dapat lagi, padahal nama saya masih ada,” ungkapnya.
“Bukan cuma saya, warga-warga lain juga tidak dapat padahal nama mereka masih ada di daftar penerima, kami lihat di HP Pak RT ada nama kami,” sambungnya.
Warga lainnya yang juga sebagai penerima bantuan beras Bulog di wilayah tersebut mengungkapkan keluhan berbeda.
Ia mengaku menerima bantuan itu, namun mengeluhkan setiap kali mengambil berasnya dikenakan biaya Rp15.000 padahal seyogyanya gratis.
“Katanya gratis tapi masih ada biayanya, dipinta 15 ribu setiap ngambil, gratis tapi bayar, jadi bingung kami,” katanya.
Sementara itu, salah satu Ketua RT di Kelurahan Bingin Teluk mengakui ada sejumlah warga mendatanginya menanyakan terkait beras bantuan dari Perum Bulog tersebut.
“Iya ada beberapa warga datang nanya beras meraka, karena nama mereka ada tertera di daftar penerima, saya bilang beras itu disalurkan di kantor kelurahan, bukan melalui kami Ketua RT,” katanya.
Ia sudah mempersilakan warga untuk menanyakan langsung persoalan tersebut ke kantor Kelurahan Bingin Teluk, namun ternyata berasnya memang sudah habis.
“Saya ajak langsung warga ke kantor kelurahan, sudah ditanya memang berasnya sudah habis, padahal warga sebagai penerima ini belum dapat beras itu,” ujarnya.
“Bukan cuma satu warga, ada beberapa warga yang tidak mendapat bantuan beras itu, padahal nama mereka masih ada di daftar penerima,” sambungnya.
Ia juga menyinggung terkait keluhan warga yang dipinta uang Rp15.000 saat mengambil bantuan beras gratis tersebut.
“Uang 15 ribu itu untuk apa kita tidak tahu, digunakan untuk apa uang tersebut, banyak juga uang itu, kalikan saja 15 ribu satu warga, kan banyak itu,” katanya.
Ia pun mempertanyakan terkait kabar bahwa setiap Ketua RT juga mendapatkan bantuan beras itu sebanyak 1 karung.
“Apa betul per RT masing-masing dapat jatah satu sak beras, siapa pemberi kuasa pembagian tersebut,” ujarnya. (*)